Mengetahui bagaimana cara mengatur bawahan yang baik akan membantu Anda lebih mudah dalam beradaptasi dengan tim dan lebih besar kemungkinannya untuk menjadi atasan yang ideal bagi mereka. Dua hal ini penting untuk mendapatkan ke-solidan yang berbuah kinerja bagus. Apalagi jika memang saat ini Anda memiliki bawahan yang susah diatur atau ada bawahan yang bandel, harus tahu apa yang dilakukan.
Tidak semua bawahan memiliki perwatakan yang sama, Anda sedang berhadapan dengan berbagai karakter saat menjadi atasan dari beberapa bawahan sekaligus. Atau mungkin Anda adalah sosok pemimpin dari sebuah tim, harus benar-benar bisa beradaptasi dan meng handle mereka semua supaya tim mampu mengerjakan tugas yang diberikan perusahaan.
Cara Mengatur Bawahan yang Baik Untuk Meningkatkan Produktifitas
Akan dibahas satu per satu bagaimana cara mengatur bawahan yang baik. Deretan cara yang cocok untuk Anda yang baru kali ini akan menjadi atasan, sedang menghadapi bawahan yang bermasalah, dan lain sebagainya.
1. Mengasah Skill Kepemimpinan Secara Konsisten
Sebagai pengawal, Anda disarankan untuk bisa mengasah skill kepemimpinan secara konsisten. Anda harus mau belajar lagi meskipun kini sudah menjadi atasan. Yakni belajar untuk bisa menjadi atasan yang baik atau memiliki keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkan bawahan atau tim Anda.
Tidak sulit untuk melakukan step-step selanjutnya jika Anda sudah mengantongi keterampilan ini. lalu hal apa yang bisa dilakukan dan memberikan impact langsung pada keterampilan?
Banyak cara bisa dilakukan, bisa dengan belajar dari atasan lain di perusahaan Anda, rajin membaca buku kepemimpinan, dan belajar dari keseharian di kantor. Jangan lupa juga untuk selalu observasi pada apa yang ada di tim Anda atau mencari tahu apa yang dibutuhkan bawahan.
Baca juga: 11 Cara Menjadi Pemimpin yang Baik Dalam Organisasi
2. Mampu Mengelola Emosi
Setelah mengantongi skill kepemimpinan, Anda sebaiknya juga pandai dalam mengelola emosi. Emosi yang tertata dengan baik akan menjadikan Anda pemimpin yang ideal bagi bawahan. Perlu diingat bahwa emosi tidak selalu berarti marah. Emosi sedih, senang, marah, dan lainnya harus dikelola dengan baik.
Anda harus tahu kapan saatnya harus tegas, kapan saatnya memarahi bawahan jika mereka memang salah, dan kapan harus menunjukkan empati dan simpati pada kondisi tertentu. Tidak pernah marah mungkin justru menjadikan Anda kurang dihormati sebagai atasan. Jadi kesimpulannya adalah emosi bukan hanya emosi marah, semua emosi harus bisa dikendalikan dengan baik.
3. Mengakui Bila Diri Sendiri Berbuat Kesalahan
Sebagai atasan sebaiknya jangan bersikap ‘tidak mau salah’ dan ‘tidak akan pernah salah’. Di saat Anda berbuat kesalahan dan memang Anda menyadari, tidak ada masalahnya jika Anda mengakuinya di depan bawahan. Hal ini tidak akan menjadikan Anda sebagai atasan yang tidak kompeten, justru menjadikan Anda dinilai baik oleh bawahan.
Jangan sampai bawahan Anda nanti terlalu takut pada Anda sehingga tidak tergali peluang-peluang atau keterampilan-keterampilan mereka. Bawalah diri Anda sebagai sosok yang bisa menjadi partner mereka dan menjadi orang biasa yang bisa saja membuat kesalahan.
4. Menjadi Role Model yang Baik
Selanjutnya adalah untuk menjadi role model yang baik. Anda harus menjadi contoh yang baik sebagai seorang atasan. Apa yang dilakukan yang mencerminkan role model yang baik pun banyak. Mulai dari mentaati peraturan perusahaan, tidak bersikap inkompeten, tidak seenaknya pada bawahan, dan hal-hal lainnya yang jangan sampai dicontoh bawahan.
Bawahan mungkin akan kehilangan respect pada Anda jika Anda adalah seorang role model yang buruk. Padahal, baik kemungkinan besar maupun kemungkinan kecil, belajar adalah apa yang mereka butuhkan. Tidak semua karyawan bisa selektif dalam memilih role model yang bisa dijadikan motivator dalam bekerja.
Baca juga: Briefing Motivasi Kerja: 12 Contoh Materi Pemupuk Asa
5. Menghindari Kebiasaan Buruk
Masih ada hubungannya dengan cara yang sebelumnya. Selain menjadi role model yang baik, sebaiknya Anda juga bisa menghindari kebiasaan buruk. Kebiasaan terlambat misalnya, dan ini baru salah satu contoh saja. Di sini posisi Anda memang sebagai atasan, namun bukan berarti boleh melakukan apa saja.
Boleh jadi tidak ada hal apapun yang terjadi pada Anda jika terus melakukan kebiasaan buruk. Bisa saja, namun bagaimana persepsi bawahan pada anda pun bisa saja berubah dan bisa mempengaruhi performa mereka sebagai bawahan.
6. Mengupayakan Interaksi yang Baik
Upayakan ada interaksi yang baik antara Anda dengan mereka. Memastikan diantara mereka terjadi interaksi yang baik menjadi tugas Anda selanjutnya. Dengan memiliki interaksi dan komunikasi yang baik, tidak akan sulit bagi siapa saja dalam tim untuk menyampaikan pendapat, apa yang diinginkan, dan apa yang memang harus disampaikan supaya performa tim bagus.
7. Berusaha Aktif Diantara Mereka
Jangan hanya mengupayakan interaksi yang aktif saja sehingga semua bisa bersikap interaktif. Berusaha aktif di tengah mereka pun juga bisa jadikan Anda atasan yang ideal sekaligus disukai.
Seperti misalnya dengan mau menghadiri acara yang mereka adakan, melakukan bonding di luar jam kantor, dan hal lain-lain yang mempererat hubungan satu sama lain di dalam tim.
Baca juga: 13 Cara Memperkuat Daya Ingatan dan Kecerdasan Seseorang
8. Memperhatikan Keterampilan Bawahan
Anda sebagai pemimpin akan semakin top apabila tahu keterampilan masing-masing bawahan. Mungkin saja mereka memang sudah memiliki job desc nya masing-masing, namun juga ternyata ada keterampilan yang dimiliki salah satunya yang bisa melakukan job desc lain karena terampil, bukankah ini bisa jadi solusi?
9. Ikut Menjalankan Peraturan perusahaan
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa sebaiknya Ada menjadi role model yang baik, cara yang selanjutnya ini secara langsung menyarankan pada Anda untuk ikut menjalankan peraturan dalam perusahaan. Tidak sulit bagi mereka nanti juga untuk ikut tunduk pada aturan perusahaan.
10. Menghargai Bawahan
Juga bersikap apresiatif pada mereka semua sebagai atasan. Apresiasi yang didapatkan bawahan akan membuat mereka semakin termotivasi dan tidak enggan untuk melakukan hal-hal lain di luar job desc yang bisa membuat tim semakin baik.
Baca juga: 12 Cara Untuk Mengatasi Bawahan yang Tidak Menghargai Atasan
11. Memahami Arti Pemimpin (Tidak Sama Dengan Bos)
Terakhir adalah untuk mengerti artian dari pemimpin. Pemimpin tidaklah sama dengan bos yang isinya mengatur saja. Pemimpin harus bisa memposisikan dirinya di antara tim, mengetahui potensi tim, membantu bawahan yang kesulitan, dan mengupayakan sebagai sosok yang ideal dan disukai mereka.
Mengarahkan Bawahan Tidak Sulit Dengan Strategi yang Tepat
Mau sebandel apapun bawahan Anda, seberagam apapun bawahan yang Anda milik, sebenarnya tidak sulit untuk mengatur mereka. Kalau pun sebenarnya bawahan Anda sudah mudah diatur dan masalahnya terletak pada skill kepemimpinan Anda, ada juga tipsnya. Sebelas tips di atas dinilai sudah cukup untuk mengatasi semua hambatan dalam kepemimpinan.
Bisa dicoba satu per satu tipsnya dari awal sampai akhir, hingga Anda menemukan cara mengatur bawahan yang baik mana yang paling efektif dan membuahkan hasil. Sementara itu, melakukannya secara intens akan menjadikan diri Anda sendiri terbiasa melakukannya, hingga kedepannya semakin tidak sulit saja untuk menghadapi mereka.
Posting Komentar untuk "11 Cara Mengatur Bawahan yang Baik Agar Kinerjanya Optimal"